Haji Furoda – News:
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menilai faktor penerbangan sebagai unsur penting dari upaya menuju Visi 2030.
Maskapai Ryiadh Air milik BUMN Saudi, merupakan Dana Investasi Publik yang dibentuk tahun lalu & telah memesan 72 Boeing 787 lorong ganda dan 60 Airbus A321neo lorong tunggal sebagai langkah terbaru menuju penerbangan perdananya pada tahun 2025.
Kesepakatan baru bernilai multi-miliar dolar itu menjadikan jumlah pesanan maskapai itu 132 dan menempatkannya pada operasi penerbangan yang efisien, dengan gabungan armada yang optimal untuk memenuhi ambisi penerbangannya.
Langkah itu bertujuan meningkatkan lalu lintas tahunan hingga tiga kali lipat menjadi 330 juta penumpang pada akhir dasawarsa ini.
Riyadh Air berambisi bisa melayani penerbangan ke 100 destinasi di seluruh dunia pada 2030.
Maskapai itu baru didirikan pada Maret 2024 tetapi posisinya kini sudah menjadi maskapai penerbangan kedua terbesar Arab Saudi, di belakang Saudia Airlines yang dimiliki pemerintah.
Menurut bos Riyadh Air, lebih dari 336.000 orang, termasuk 48.000 pilot, telah melamar untuk bekerja di maskapai tersebut. Maskapai penerbangan baru itu akan berbasis di Bandara Internasional Raja Salman – bandara baru Riyadh.
Arab Saudi terus menggenjot sektor pariwisatanya yang diharapkan bisa mendongkrak pendapatan negara sebagai pengganti sektor migas. Ditargetkan 150 juta kunjungan wisatawan asing ke Arab Saudi pada akhir 2025.
Bandara Internasional Raja Salman akan memiliki enam landasan pacu dan akan dapat menampung 120 juta penumpang saat dibuka pada 2030. Bandara ini akan memiliki lahan seluar lebih dari 57 kilometer persegi dengan sekitar 12 kilometer persegi didedikasikan untuk fasilitas rekreasi.
CEO Riyadh Air Tony Douglas mengatakan bahwa terkait ekspansi rute penerbangan, belum akan mempublikasikannya sampai mereka dipastikan mendapatkan slot. Namun, Eropa Barat menjadi salah satu tujuan. “Kami sangat ingin mendapatkan akses ke Heathrow.
Peluncuran maskapai penerbangan baru milik pemerintah Arab Saudi, Riyadh Air, kemungkinan akan tertunda.
CEO Riyadh Air Tony Douglas mengatakan pada konferensi investasi Saudi di Miami bahwa maskapai penerbangan tersebut akan mulai beroperasi “pada akhir tahun”. Namun, ia tidak memberikan keterangan lebih rinci.
Bulan lalu, maskapai itu menunda tanggal peluncurannya beberapa bulan ke kuartal ketiga setelah pembuat pesawat AS Boeing menunda pengiriman pesawat model 787 yang dipesan Riyadh Air.
“Pada akhir tahun ini, Anda akan melihat Riyadh Air di langit,” kata Douglas kepada peserta konferensi Future Investment Initiative yang didukung pemerintah Saudi.